Produsen ponsel mewah Vertu secara resmi meluncurkan handset Android
pertamanya. Handset ini dijual beberapa versi dengan banderol termurah
USD 9.600 atau di kisaran Rp 92 juta.
Vertu Ti memiliki bodi dari material titanium yang diklaim sangat tangguh. Lima kali lebih kuat dibandingkan material smartphone biasa.
Sedangkan layar Vertu Ti yang berukuran 3,7 inch terbuat dari bahan safir yang kuat. Adapun spesifikasinya sejatinya tidak terlalu istimewa.
Handset ini diotaki prosesor 1,7 GHz dual core, kamera 8 megapixel, dan kapasitas penyimpanan internal 64GB. Sistem operasinya masih Android 4.0 Ice Cream Sandwich.
Vertu yang dulu milik Nokia ini memang dikenal sebagai produsen ponsel dengan harga selangit. Mereka memproduksi handset dalam jumlah terbatas dan setiap unitnya dirakit dengan tangan.
"Kami tidak membuat dalam jumlah besar dan banderol harganya menampakkan hal itu," kata Perry Oosting, Chief Executive Vertu yang detikINET kutip dari BBC, Selasa (12/2/2013).
Lalu mengapa memilih Android, bukan Windows Phone misalnya? Rupanya Vertu menilai Android jauh lebih populer.
"Saya pikir Windows akan sukses namun pangsa pasarnya masih relatif kecil. Pada saat ini, jangkauan globalnya belum menyamai Android yang punya 60% market share," jelas Perry.
Vertu Ti memiliki bodi dari material titanium yang diklaim sangat tangguh. Lima kali lebih kuat dibandingkan material smartphone biasa.
Sedangkan layar Vertu Ti yang berukuran 3,7 inch terbuat dari bahan safir yang kuat. Adapun spesifikasinya sejatinya tidak terlalu istimewa.
Handset ini diotaki prosesor 1,7 GHz dual core, kamera 8 megapixel, dan kapasitas penyimpanan internal 64GB. Sistem operasinya masih Android 4.0 Ice Cream Sandwich.
Vertu yang dulu milik Nokia ini memang dikenal sebagai produsen ponsel dengan harga selangit. Mereka memproduksi handset dalam jumlah terbatas dan setiap unitnya dirakit dengan tangan.
"Kami tidak membuat dalam jumlah besar dan banderol harganya menampakkan hal itu," kata Perry Oosting, Chief Executive Vertu yang detikINET kutip dari BBC, Selasa (12/2/2013).
Lalu mengapa memilih Android, bukan Windows Phone misalnya? Rupanya Vertu menilai Android jauh lebih populer.
"Saya pikir Windows akan sukses namun pangsa pasarnya masih relatif kecil. Pada saat ini, jangkauan globalnya belum menyamai Android yang punya 60% market share," jelas Perry.