Kelamin yang 'kuat' sering dianggap sebagai lambang kejantanan pria.
Tapi bukan hanya soal kekuatan dan ukuran, kesehatan organ genital juga
harus diperhatikan pria.
Penis memiliki tiga fungsi utama, yakni untuk membuang urine karena merupakan perpanjangan dari uretra, fungsi seksual, dan yang terpenting adalah fungsi reproduksi.
Ketiga fungsi tersebut akan dapat bekerja dengan baik bila seorang pria memiliki penis yang sehat dan kuat. Di sisi lain, penis yang sehat dan kuat juga meningkatkan kepercayaan diri pria.
Namun bila tak pintar-pintar menjaganya, organ kebanggaan pria tersebut bisa dengan mudah diserang penyakit. Berikut beberapa penyakit yang bisa mengancam kesehatan dan kekuatan penis pria, seperti dilansir , Sabtu (9/2/2013):
1. Penyakit Peyronie
Penyakit Peyronie atau penis bengkok ditandai oleh plak atau benjolan keras, yang terbentuk pada jaringan ereksi penis. Plak sering terbentuk karena suatu peradangan yang dapat berkembang menjadi jaringan fibrosa. Meskipun penyebab penyakit Peyronie tidak diketahui pasti, beberapa dokter berteori bahwa kelengkungan terjadi akibat adanya trauma pada penis.
Pada kondisi normal, ereksi penis biasanya lurus seperti panah. Tapi pada penderita Peyronie, penis bisa melengkung tajam ke arah kiri, kanan, atas atau bawah, bahkan menjadi lebih pendek, sehingga membuat hubungan seksual tidak mungkin terjadi.
2. Priapism
Priapism adalah kondisi ereksi yang berlangsung selama lebih dari 4 jam tanpa adanya rangsangan seksual dan biasanya bersifat menyakitkan.
Kondisi ini terjadi jika darah di penis terjebak dan tidak mampu mengalir. Kondisi ini dapat terjadi pada semua kelompok umur termasuk bayi yang baru lahir. Jika tidak segera diobati maka bisa menyebabkan jaringan parut dan disfungsi ereksi permanen.
3. Phimosis
Phimosis merupakan istilah yang menggambarkan keadaan kulup penis yang tak dapat ditarik. Normalnya kulit diujung penis dapat ditarik pada usia 10 tahun atau menginjak pubertas.
Penyebabnya kemungkinan adalah kegagalan kulup melonggarkan diri selama pertumbuhan. Bisa juga karena infeksi balinitis, cacat atau penyakit alat kelamin. Phimosis dapat menyebabkan rasa sakit pada penderita saat berkemih jika kulup lengket dan menutup lubang penis. Penyumbatan ini disebabkan kotoran urine yang mengkristal dalam kulup.
4. Penis loyo
Banyak kondisi kesehatan yang dapat mempengaruhi saraf, otot atau aliran darah yang diperlukan untuk mendapatkan ereksi. Diabetes, tekanan darah tinggi, pengerasan pembuluh darah, cedera tulang belakang,dan multiple sclerosis dapat berkontribusi untuk terjadinya disfungsi ereksi.
Selain itu, depresi, alkohol, obat-obatan tertentu, stres, emosi negatif, kecemasan, kegemukan dan gangguan hormon juga bisa membuat ereksi pria tak bisa maksimal.
5. Sakit saat ejakulasi
Nyeri saat ejakulai atau berkemih bisa disebabkan karena peradangan penis, testis atau prostat. Pada kasus yang sangat jarang, nyeri saat ejakulasi juga bisa disebabkan karena batu di prostat atau penyumbatan pada saluran-saluran sperma.
6. Penyakit menular seksual
HPV genital, klamidia, herpes kelamin, gonore, sifilis, dan moluskum merupakan beberapa jenis penyakit menular seksual yang banyak menyerang penis. Meski mudah menular, penyakit-penyakit ini sebenarnya dapat dicegah dengan menggunakan kondom saat melakukan hubungan seksual.
Penis memiliki tiga fungsi utama, yakni untuk membuang urine karena merupakan perpanjangan dari uretra, fungsi seksual, dan yang terpenting adalah fungsi reproduksi.
Ketiga fungsi tersebut akan dapat bekerja dengan baik bila seorang pria memiliki penis yang sehat dan kuat. Di sisi lain, penis yang sehat dan kuat juga meningkatkan kepercayaan diri pria.
Namun bila tak pintar-pintar menjaganya, organ kebanggaan pria tersebut bisa dengan mudah diserang penyakit. Berikut beberapa penyakit yang bisa mengancam kesehatan dan kekuatan penis pria, seperti dilansir , Sabtu (9/2/2013):
1. Penyakit Peyronie
Penyakit Peyronie atau penis bengkok ditandai oleh plak atau benjolan keras, yang terbentuk pada jaringan ereksi penis. Plak sering terbentuk karena suatu peradangan yang dapat berkembang menjadi jaringan fibrosa. Meskipun penyebab penyakit Peyronie tidak diketahui pasti, beberapa dokter berteori bahwa kelengkungan terjadi akibat adanya trauma pada penis.
Pada kondisi normal, ereksi penis biasanya lurus seperti panah. Tapi pada penderita Peyronie, penis bisa melengkung tajam ke arah kiri, kanan, atas atau bawah, bahkan menjadi lebih pendek, sehingga membuat hubungan seksual tidak mungkin terjadi.
2. Priapism
Priapism adalah kondisi ereksi yang berlangsung selama lebih dari 4 jam tanpa adanya rangsangan seksual dan biasanya bersifat menyakitkan.
Kondisi ini terjadi jika darah di penis terjebak dan tidak mampu mengalir. Kondisi ini dapat terjadi pada semua kelompok umur termasuk bayi yang baru lahir. Jika tidak segera diobati maka bisa menyebabkan jaringan parut dan disfungsi ereksi permanen.
3. Phimosis
Phimosis merupakan istilah yang menggambarkan keadaan kulup penis yang tak dapat ditarik. Normalnya kulit diujung penis dapat ditarik pada usia 10 tahun atau menginjak pubertas.
Penyebabnya kemungkinan adalah kegagalan kulup melonggarkan diri selama pertumbuhan. Bisa juga karena infeksi balinitis, cacat atau penyakit alat kelamin. Phimosis dapat menyebabkan rasa sakit pada penderita saat berkemih jika kulup lengket dan menutup lubang penis. Penyumbatan ini disebabkan kotoran urine yang mengkristal dalam kulup.
4. Penis loyo
Banyak kondisi kesehatan yang dapat mempengaruhi saraf, otot atau aliran darah yang diperlukan untuk mendapatkan ereksi. Diabetes, tekanan darah tinggi, pengerasan pembuluh darah, cedera tulang belakang,dan multiple sclerosis dapat berkontribusi untuk terjadinya disfungsi ereksi.
Selain itu, depresi, alkohol, obat-obatan tertentu, stres, emosi negatif, kecemasan, kegemukan dan gangguan hormon juga bisa membuat ereksi pria tak bisa maksimal.
5. Sakit saat ejakulasi
Nyeri saat ejakulai atau berkemih bisa disebabkan karena peradangan penis, testis atau prostat. Pada kasus yang sangat jarang, nyeri saat ejakulasi juga bisa disebabkan karena batu di prostat atau penyumbatan pada saluran-saluran sperma.
6. Penyakit menular seksual
HPV genital, klamidia, herpes kelamin, gonore, sifilis, dan moluskum merupakan beberapa jenis penyakit menular seksual yang banyak menyerang penis. Meski mudah menular, penyakit-penyakit ini sebenarnya dapat dicegah dengan menggunakan kondom saat melakukan hubungan seksual.