Hi, guest ! welcome to Susan. | About Us | Contact | Register | Sign In
Create your own banner at Susan

Cara Berdamai dengan Keadaan Ketika Baru Putus Cinta

Putus cinta bukan sebuah fase yang mudah untuk dilalui, apalagi jika putusnya hubungan membuat Anda sangat sakit hati. Salah satu cara untuk bisa melepas semua perasaan marah, sedih dan kecewa adalah dengan berdamai dengan keadaan bahwa kini Anda dan si dia telah putus.

Memang perkataan lebih mudah diucapkan dibanding melakukannya. Namun beberapa wanita mengaku, berdamai dengan keadaan dan memaafkan mantan kekasih dapat membuat mereka lebih lega dan yang paling penting bisa lebih mudah move on.

"Nggak gampang pada awalnya untuk bisa terima kenyataan dan keadaan setelah putus. Tapi lama-lama, aku mulai mikir kalau seperti ini terus aku akan hidup dalam kemarahan dan kebencian. Malah sakit sendiri. Sedangkan dia udah happy sama pacar barunya. Sedikit demi sedikit aku mulai merebut kehidupanku lagi, menerima keadaan dan coba maafin dia yang sudah menyelingkuhi aku," ujar Dita (bukan nama sebenarnya).

Beda lagi dengan Ranisa (bukan nama sebenarnya) yang awalnya sangat marah pada mantan kekasihnya, namun sang mantan malah berlaku cuek dan tidak menanggapi segala drama yang telah dibuatnya. Namun, seiring berjalannya waktu, dia bisa menerima keadaan dan mulai memaafkan mantan kekasihnya yang telah memutuskannya secara sepihak.

"Awal putus saya stres banget, masih nelponin, marah-marah, minta penjelasan, tapi yang saya dapatkan hanya penolakan dan sikap cueknya. Sakit hati dengan perlakuannya, saya mulai menjauh. Dan saya sendiri kaget menjauhinya malah membuat hidup saya lebih tenang dan bisa move on lebih cepat. Itu semua hasil dari proses berpikir dan berdamai dengan situasi," ujar Ranisa.

Lalu, bagaimana cara agar bisa berdamai keadaan sedih, marah, kecewa dan penyesalan ketika baru putus cinta?

1. Menyediakan Waktu untuk Berduka
Bersedihlah dan jangan mengabaikan perasaan Anda dan berpura-pura bahwa Anda baik-baik saja. Menganggap bahwa Anda baik-baik saja malah memperlambat proses penyembuhan patah hati Anda. Sediakanlah waktu untuk meluapkan segala emosi yang Anda rasakan. Namun, semua ada batas waktu dan Anda sendiri yang menentukan. Seminggu, dua minggu atau sebulan boleh saja bersedih, tapi ingat jangan terbuai terlalu lama dengan perasaans sedih, karena hidup Anda harus terus berlanjut

2. Evaluasi Penyebab Putus
Evaluasi kembali penyebab putus. "Kalau misalnya ada ketidakcocokan yang tidak mendasar, seperti perbedaan selera film, itu pertanda berarti yang satu nggak serius, tapi kalau perbedaannya mendasar, ya, memang harus putus karena setiap orang tidak bisa berubah," tutur Rosdiana Setyaningrum, MPsi, MHPEd, seorang psikolog klinis, saat diwawancarai wolipop beberapa waktu lalu. Ingat, lebih baik berpisah sekarang daripada nanti menyesal setelah menikah.

3. Stop Menghubungi Mantan
Setelah mengakhiri hubungan, hasrat untuk menghubungi mantan kekasih pasti sangat besar. Namun, menghubunginya tidak memberikan solusi, malah membuat Anda semakin galau. Agar bisa berdamai dengan keadaan adalah dengan stop untuk menghubungi si dia untuk sementara sampai Anda telah bisa menerima keadaan.

4. Introspeksi Diri
Introspeksi diri untuk menetralkan kembali perasaan Anda. Mungkin sikap Anda selama menjalin hubungan membuat kekasih tidak nyaman atau merasa tertekan. Jangan menyalahkan keadaan atau orang lain. Coba dimulai dengan mengoreksi diri sendiri agar lebih bijak dalam mengambil langkah selanjutnya.

5. Maafkan Diri Sendiri
Sebelum berusaha memaafkan orang lain, maafkanlah diri sendiri. Membawa perasaan negatif membuat Anda terus memikirkan kejelekan mantan dan itu tidak akan mengubah keadaan, tapi justru membuat Anda semakin kecewa. Cobalah untuk menerima keadaan, jauhkan perasaan negatif dan mulai dengan memaafkan diri sendiri.

6. Belajar Berpikir Positif
Sadarlah, setiap berakhirnya hubungan asmara memberikan peluang baru untuk Anda mendapatkan pria yang lebih baik. Memang sulit menjalani hari tanpa orang yang sebelumnya selalu bersama-sama Anda, namun Anda harus berjuang dan tidak memanjakan perasaan. Jika memang hubungan yang dijalani sudah tidak sehat, penuh kebohongan, sering diselingkuhi, terlalu egois atau si dia bersikap kasar, yakinlah bahwa mengakhiri hubungan merupakan keputusan yang tepat untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
Share this article now on :