Hi, guest ! welcome to Susan. | About Us | Contact | Register | Sign In
Create your own banner at Susan

Pengendalian Penyakit Kresek, Blas Dengan Agens Hayati


Pada akhir-akhir ini dimana cuaca tidak menentu pada saat musim tanam pertama (MT 1) dan musim tanam kedua (MT 2) curah hujan sangat tinggi sehingga memungkinkan tumbuh kembangnya OPT terutama jamur dan bakteri.Bisa jadi harapan bagi petani untuk mandapat hasil pertaniannya mengalami puso atau gagal panen ditambah lagi dalam pemakaian pupuk kimia terlalu berlebihan terutama unsur N,penggunaan pupuk kimia seperti urea,Z A,TSP,KCL memang mampu meningkatkan hasil pertanian namun  tanpa disadari pemakaian pupuk kimia yang terus menerus dalam jangka waktu lama dapat merusak fisika,kimia,dan biologi tanah sehingga kemampuan tanah untuk mendukung ketersediaan air,hara dan kehidupan mikro organisme menurun selain itu tanaman mudah terserang OPT dan frekuensi panen terus mengalami penurunan.Hal ini terjadi karena tingkat kesuburan tanah dan bahan organik tanah mengalami penurunan atau rusak,keadaan diatas sebenarnya tidak akan terjadi jika tanah mendapat perlakuan dengan baik misalnya penggunaan pupuk berimbang dan pemakaian pupuk yang aman seperti pupuk organik termasuk pupuk organik cair diantaranya PGPR (Plant Grouth Promoting Rhizobacteria) adalah bakteri pemacu pertumbuhan tanaman atau kelompook bakterimenguntungkan yang dimanfaatkan untuk membantu petani dalam memelihara tanaman karena kumpulan bakteri tersebut telah terbukti mampu :
1.Meningkatkan jumlah perakaran halus
2.Meningkatkan kemampuan menyerap nutrisi dan air
3.Memperbaiki sifat biologi,fisika,dan kimia tanah
4.Meningkatkan keragaman mikroba yang menguntungkan didalam tanah
5.Mampu mengkompensasi kerusakan gangguan OPT
6.Mengurangi kebutuhan pupuk kimia dan pestisida

Dalam pengendalian penyakit kresek dan blas tidak bisa lepas dengan tegnologi PTT diantaranya :

1.Menggunakan variestas unggul baru yang disesuaikan dengan lokasi setempat dan sesuai diskripsi tahan terhadap kresek dan blas.
2.Benih bermutu dan berlabel yang memiliki kemurnian dan daya tumbuh tinggi (seragam dan rata)
3.Pupuk organic baik kompos maupun jerami yang dikembalikan ke sawah.
4.Pengaturan populasi tanaman melalui jajar legowo.
5.Pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman.Ppupuk oragnik diberikan dalam waktu, takaran, dan cara aplikasi yang tepat sesuai dengan varietas padi yang ditanam, setatus hara tanah dan musim tanam
6.Pengendalian OPT (organism pengganggu tanaman) terutama kresek / hawar daun bakteri (xanthomonas oryzae) dan blas (pyri cularia oryzae) dengan menggunakan bakteri coryne atau pestisida nabati

Pada umumnya kresek (xanthomonas oryzae) dan blas (pyri cularia oryzae) serta penyakit penting lainnya disebabkan oleh :
1.Kondisi lingkungan dan tanaman yang memiliki kandungan unsure N tinggi
2.Kondisi lingkungan yang kurang terawat (sanitasi)
3.Kelembapan ( jarak tanam terlalu rapat )
4.Kondisi air yang berlebihan atau selalu basah dapat menurunkan daya tahan tanaman, memicu serangan OPT terutama penyakit karena sebagian pathogen melakukan penyebaran selain melalui angin juga dapat hidup dan berkembang biak menggunakan media cair terutama pada musim penghujan seperti MT 1 ( Oktober-Maret )
Mikro organisme yang kehadirannya tidak di inginkan karena dianggap mengganggu dan menyebabkan petumbuhan tanaman tidak normal ( t idak sehat ) disebut penyakit, sehingga bagi petani akan merugikan secara ekonomi karena menyebabkan tanaman menjadi rusak, menular, endemis, dan dapat menurunkan hasil produksi bahkan gagal panen atau puso.Pengendalian penyakit baik yang disebabkan oleh bakteri maupun jamur memiliki sedikit perbedaan dengan pengendalian hama.Karena hama dapat dikendalikan pada saat terlihatpopulasi atau sesuai pengamatan yang dianggap melebihi ambang pengendalian dan ambang ekonomi sedang penyakit adalah mikro organisme yang tidak dapat dilihat langsung oleh mata telanjang maka yang tampak hanyalah kerusakan atau gejala pada bagian tanaman.Bila pengendalian penyakit dilakukan pada saat tanaman sudah muncul percak, hawar, dan busuk maka hal ini bisa dikatakan terlambat.Agens hayati ( corynebacterium sp.,pseudomonas fluorescens, trichoderma )dapat diaplikasikan sedini mungkin karena diharapkan dapat sebagai perisai atau penghalau serangan penyakit. 

Adapun cara dan aplikasi :
1.Dimulai dari perlakuan benih ( sitseed treatmen ) cara perendaman dan pemeraman benih selama 24-48 jam.
2.Perlakan bibit sebelum tanam selama 15-30 menit.
3.Penyemprotan tanaman pada umur 14,28 dan 42 Hst atau sesuai kondisi lapangan
4.Sebaiknya penyemprotan dilakukan pada suhu normal yaitu sore hari karena menghindari rusaknya bakteri ( agens hayati ) oleh terik sinar matahari

Keunggulan agens hayati :
1.Ramah lingkungan
2.Murah dan aman bagi kesehatan
3.Hanya membunuh OPT sasaran, tidak berbahaya bagi musuh alam
4.Tidak menumbulkan efek resistensi terhadap OPT sasaran
5.Mendapatkan hasil produk yang sehat 

“Selamatkan bumi kita dari racun dan bahan kimia dalam berkarya tetap lestari”


Slamet Rianto
THL TBPP Balai Penyuluhan Kecamatan
Gabus-Pati
 

Share this article now on :