Hi, guest ! welcome to Susan. | About Us | Contact | Register | Sign In
Create your own banner at Susan

Asal-usul kota Pati-Indonesia


KABUPATEN PATI
Motto : Pati Bumi Mina Tani
Provinsi : Jawa Tengah
Ibu kota : Pati
Luas : 1.419,07 km²
Penduduk : 1.243.207 (2006)
- Laki – Laki : 600.927
- Perempuan : 620.579
- Kepadatan : 797 jiwa/km²
Pembagian administratif
· Kecamatan : 21
· Desa/kelurahan : 405
Dasar hukum : UU No. 13/1950
Bupati : H.Tasiman, SH
Kode telepon : 0295
DAU : Rp. 337.244.000.000
PROFIL DAERAH
Kabupaten Pati terletak di daerah pantai utara pulau jawa dan di bagian timur dari Propinsi Jawa Tengah. Secara administratif Kabupaten Pati mempunyai luas wilayah 150.368 ha yang terdiri dalam 21 kecamatan, 401 desa, 5 kelurahan, 1.106 dukuh serta 1.474 RW dan 7.524 RT.
PERBATASAN
Utara berbatasan dengan Laut Jawa
Timur berbatasan dengan Kabupaten Rembang
Selatan berbatasan dengan Kabupaten Blora dan Kabupaten Grobogan
Barat berbatasan dengan Kabuoaten Kudus dan Kabupaten Jepara
PENDUDUK
Selama kurun waktu 2005 – 2006 pertambahan penduduk Kabupaten Pati sebanyak 17.784 orang atau mempunyai pertumbuhan sebesar 1,45% dari tahun sebelumnya. Dari 21 Kecamatan di Kabupaten pati, Kecamatan Pati mempunyai penduduk terbanyak dibandingkan dengan kecamatan yang lain yaitu sebanyak 105.159 jiwa.
SEJARAH BERDIRINYA
Setelah runtuhnya kerajaan Singosari, Pulau Jawa mengalami kekosongan pemerintahan. Kemudian muncul penguasa baru dari daerah sekitar Gunung Muria yang kemudian mengangkat dirinya menjadi adipati. Sebenarnya ada dua kadipaten saat itu, yaitu Kadipaten Karanggaruda dan Kadipaten Carangsoka. Kadipaten Karanggaruda dipimpin oleh Yudhapati dan Kadipaten Carangsoka dipimpin oleh Puspa Andungjaya. Yudhapati mempunyai wilayah kekuasaan dari selatan sungai Juwana hingga Gamping utara berbatasan dengan kabupaten Grobogan. Sedangkan Puspa Andungjaya mempunyai wilayah kekuasaan dari utara sungai Juwana hingga Pantai Utara Jawa Tengah bagian timur.
Kedua kadipaten ini hidup dengan damai hingga kedua adipatinya memutuskan untuk berbesanan. Kedua adipati ini bersepakat untuk mengawinkan anak mereka yang bernama Raden Jasari yang merupakan anak dari Adipati Yudhapati dengan Rara Rayungwulan anak dari adipati Adipati Puspa Andungjaya. Pernikahan kemudian akan dilakukan di Kadipaten Carangsongka. Pada saat pesta perkawinan akan dimulai, tiba-tiba Rara Rayungwulan melarikan diri dengan dalang yang bernama dalang Sapanyana. Karena pernikahan yang gagal, Adipati Yudhapati merasa dipermalukan, sehingga menyatakan permusuhan terhadap Adipati Puspa Adungjaya sehingga peperangan tak dapat terhindarkan lagi. Raden Sukmayana memimpin prajurit dari Kadipaten Carangsongka, tapi kemudian tewas dalam pertempuran. Tugas ini kemudian diteruskan oleh Raden Kembangjaya yang merupakan adik dari Raden Sukmayana. Peperangan ini kemudian dimenangkan oleh Raden Kembangjaya dengan tewasnya Adipati Paranggaruda dan anaknya. Raden Kembangjaya kemudian dinikahkan dengan Rara Rayungwulan dan diangkat menjadi Adipati Carangsongka, dan dalang Sapanyana diangkat menjadi patihnya dan berganti nama menjadi Singasari.
Untuk mengatur wilayahnya yang semakin luas, Raden Kembangjaya memindahkan pusat pemerintahannya ke desa Kemiri dan mengganti nama Kadioaten tersebut menjadi Kadipaten Pasantenan dan bergelar Adipati Jayakusuma. setelah Jayakusuma meninggal, pemerintahan kemudian dilanjutkan oleh anaknya yang bernama Raden Tambra dan bergelar Adipati Tambranegara. Untuk dapat memajukan wilayahnya, Adipati Tambra kemudian memindahkan pusat pemerintahan ke desa Kaborongan dan mengganti nama Kadipaten menjadi Kadipaten Pati.
Kemudian pada tahun 1993 pemerintah kabupaten memutuskan bahwa hari jadi Kabupaten Pati ditetapkan pada tanggal 7 Agustus 1323.
Share this article now on :

Baca Juga