Hi, guest ! welcome to Susan. | About Us | Contact | Register | Sign In
Create your own banner at Susan

Asal-Usul Kota Atlas Semarang Jawa Tengah


Periode Pra 900 M, masa sebelum terbentuk dataran aluvial. Semarang berada di kaki Gunung Ungaran berbatas dengan pantai utara (termasuk Mrican, Mugas, Gunung Sawo, Gajahmungkur barat, Karang Kumpul atas, Sampangan, Wotgaleh, Simongan, Krapyak dan Jerakah). Terdapat 2 kerajaan Hindia yaitu Bhumi Mataram dan Cailendra, memiliki pelabuhan : Ujung Negara (Batang), Semarang, Keling, Jepara dan Juwono).
Periode 900–1500 M, awal terbentuknya dataran aluvial / sedimen kuarter yang berasal dari Kali Kreo, Kali Kripik dan Kali Garang dahulu merupakan sarana transportasi utama di zaman Kerajaan Medang Kawulan (924). Semarang tidak dikenal, namun pada masa Kerajaan Demak – Pajang, Semarang kembali dikenal karena P. Made Pandan dan R. Pandan Arang (anak) membuka daerah Pulau Tirang (barat Demak), nama Semarang diambil dari pohon asam yang arang (Asem Arang). Pangeran Made Pandan (Kyai Ageng Pandan Arang I) sebagai Bupati I (1547). Periode 1500–1700 M, awal pembentukan kota Semarang, dikenal sebagai pelabuhan yang penting. Garis pantai berada di Sleko (sekarang). Bangsa asing datang: Cina (abad 15), Portugis (abad 16), Melayu (1450), Hindia, Arab/persia dan Belanda (awal abad 17). Semarang digadaikan oleh Susuhunan Surakarta kepada Belanda (15 Januari 1678).
Periode 1700–1906, mulai sebagai kota yang sebenarnya. Perpindahan kegiatan militer Belanda ke Semarang yang semula di Jepara (perjanjian Sunan Paku Buwono I tgl 1 Oktober 1705).
Pelabuhan Semarang berperan dalam perdagangan dunia, Pembuatan jalan kereta api Semarang–Yogya(1864), Hubungan telepon dengan Jakarta dan Surabaya (1884), Pembukaan kantor pos (1862).
Periode 1906 – 1942, dengan Staanblad No 120 tahun 1906: sebagai Pemerintahan Kota Praja Semarang.
Periode 1942-1946, Semarang dikuasai Jepang. Tidak ada pembangunan. Fungsi diarahkan untuk kebutuhan militer (perang) Jepang. Tahun 1946: Inggris atas nama Sekutu menyerahkan Semarang ke Belanda.
Tahun 1950 kota Semarang mulai bebenah, hal ini ditandai dengan
- penyerahan pemerintahan dari militer kepada pejabat tinggi kementerian dalam negeri (pamong praja).
- pertumbuhan pemukiman (Grobokan, Seroja, Pelabuhan, Jangli dan Mrican).
- Perdagangan (Pasar Johar, pasar Bulu, pasar Karangayu, pasar Dargo dan pasar Langgar).
- Transportasi: terminal bus dan mini bus. Industri: Srondol dan sekitar kota Semarang.

MASA PENDUDUKAN JEPANG
Pada 1 Maret 1942, tentara Jepang mendarat di Pulau Jawa, dan tujuh hari kemudian, tepatnya, 8 Maret, pemerintah kolonial Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Sejak itu, Indonesia diduduki oleh Jepang. Pada masa ini kota Semarang dipimpin oleh Militer (Shico) dari Jepang dan didampingi oleh dua orang wakil (Fuku Shico) yang masing-masing dari bangsa Jepang dan Indonesia.
Tiga tahun kemudian, Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu setelah dijatuhkannya bom atom (oleh Amerika Serikat) di Hiroshima dan Nagasaki. Peristiwa itu terjadi pada Agustus 1945. Mengisi kekosongan tersebut, Indonesia kemudian memproklamirkan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945.
Berita Proklamasi dari Jakarta akhirnya sampai ke Semarang. Seperti kota-kota lain, di Semarang pun rakyat khususnya pemuda berusaha untuk melucuti senjata Tentara Jepang Kidobutai yang bermarkas di Jatingaleh. Pada tanggal 13 Oktober, suasana semakin mencekam, Tentara Jepang semakin terdesak. Tanggal 14 Oktober, Mayor Kido menolak penyerahan senjata sama sekali. Kemudian terjadilah kisah pertempuran 5 hari di kota Semarang ( 14-18 Oktober 1945 ).

MASA PENDUDUKAN BELANDA KE-2
Menangnya Pasukan Sekutu atas Jepang dalam Perang Dunia II membawa pasukan Belanda untuk datang kembali ke kepulauan Hindia Belanda (Republik Indonesia sekarang), bekas jajahan mereka yang telah menyatakan untuk merdeka. Setelah menyerahnya pasukan Jepang, Pasukan Sekutu datang ke Indonesia dengan alasan untuk melucuti tentara Jepang. Ternyata pasukan sekutu datang bersama dengan tentara NICA dari Belanda yang hendak mengambil kembali Indonesia sebagai koloninya. Mengetahui hal tersebut, TKR pun terlibat dalam banyak pertempuran dengan tentara sekutu.
Tahun 1946 Inggris atas nama Sekutu menyerahkan kota Semarang kepada pihak Belanda. Ini terjadi pada tanggal l6 Mei 1946. Tanggal 3 Juni 1946 dengan tipu muslihatnya, pihak Belanda menangkap Mr. Imam Sudjahri, wali kota Semarang sebelum proklamasi kemerdekaan. Selama masa pendudukan Belanda tidak ada pemerintahan daerah kota Semarang. Namun para pejuang di bidang pemerintahan tetap menjalankan pemerintahan di daerah pedalaman atau daerah pengungsian di luar kota sampai dengan bulan Desember 1948. daerah pengungsian berpindah-pindah mulai dari kota Purwodadi, Gubug, Kedungjati, Salatiga, dan akhirnya di Yogyakarta. Pimpinan pemerintahan berturut-turut dipegang oleh R Patah, R.Prawotosudibyo dan Mr Ichsan. Pemerintahan pendudukan Belanda yang dikenal dengan Recomba berusaha membentuk kembali pemerintahan Gemeente seperti pada masa kolonial dulu di bawah pimpinan R Slamet Tirtosubroto. Hal itu tidak berhasil, karena dalam masa pemulihan kedaulatan harus menyerahkan kepada Komandan KMKB Semarang pada bulan Februari 1950. tanggal I April 1950 Mayor Suhardi, Komandan KMKB. menyerahkan kepemimpinan pemerintah daerah Semarang kepada Mr Koesoedibyono, seorang pegawai tinggi Kementerian Dalam Negeri di Yogyakarta. Ia menyusun kembali aparat pemerintahan guna memperlancar jalannya pemerintahan.
Kita patut berterima kasih kepada Jenderal Soedirman, karena peran besar beliaulah akhirnya bangsa Indonesia benar-benar merdeka dari penjajahan.

PENDIRI KOTA SEMARANG
Pada masa kesultanan Demak bernama pangeran Made Pandan bersama putranya Raden Pandan Arang, meninggalkan Demak menuju ke daerah Barat ke suatu tempat yang kemudian bernama Pulau Tirang, mereka membuka hutan dan mendirikan pesantren untuk menyiarkan agama Islam. Di sela-sela kesuburan tanah itu munculah pohon asam yang arang, sehingga memberikan gelar atau nama daerah itu menjadi Semarang. Sebagai pendiri desa, ia diberi gelar Kyai Ageng Pandan Arang I. Diteruskan oleh putranya Pandan Arang II. Masa Pandan Arang II kota Semarang semakin makmur, oleh Sultan Hadiwijaya dan Pajang diputuskan menjadi Kabupaten.
Pada Maulid Nabi Muhammad SAW, tanggal 12 rabiul awal 954 H (2 Mei 1547) Pandan Arang II dinobatkan menjadi Bupati yang pertama. Ki Ageng Pandan Arang yang lebih dikenal dengan Tumenggung Notoprojo diramalkan oleh Sunan Kalijogo sebagai Wali penutup menggantikan Syeh Siti Jenar. Oleh Sunan Kalijogo, ia diutus untuk menuju ke Gunung Jabalakat di Tembayat (Klaten) untuk syiar agama Islam. Wafat dan dimakamkan di Tembayat thn 1553.
Bupati Semarang pertama kali pada masa kemerdekaan adalah RMAA. Sukarman M , tahun 1942-1945.
Bupati Semarang pada masa Pemerintahan RIS adalah RM. Condronegoro hingga 1949.
Tanggal 6 Mei 1946 Inggris an Sekutu menyerahkan Semarang kepada Belanda dan mengankat R Slamet Tirtosubroto sebagai bupati, namun tidak berlangsung lama.
Pada tanggal 1/4/1950 Mayor Suhardi, Komandan KMKB, menyerahkan pemerintah daerah Semarang ke Mr. Koesoedibyono, seorang pegawai Kementerian Dalam Negeri di Yogyakarta. Kemudian Semarang menjadi Kotapraja di Propinsi Jawa Tengah.

PEMBANGUNAN KOTA SEMARANG
Simpang Lima pada 1974-an dijadikan sebagai kawasan budaya oleh gubernur Munadi.
Tahun 1974 berdiri sebuah masjid megah berlantai dua, Masjid Baiturrahman.
Kemudian pada masa gubernur HM Ismail, kawasan budaya itu berubah menjadi kawasan bisnis. Di bekas bangunan GOR (Gedung Olah Raga) kini berdiri Hotel Ciputra dan pusat perbelanjaan Pasaraya Citraland. Di bekas Gedung Pertemuan Wisma Pancasila dibangun pusat perbelanjaan Matahari.
Hotel Horison, dulunya merupakan kantor Deparpostel Jawa Tengah.
Pada masa gubernur Suwardi, yang dinilai sebagai gubernur yang paling banyak membangun, dibangun kompleks asrama Haji Donohudan di dekat Bandara Adisumarmo Solo, Masjid Gubernuran, Wisma Perdamaian di kompleks Tugu Muda yang dilengkapi dengan tambahan dua bangunan. Gubernuran dibangun pada awal tahun 1970-an pada masa gubernur Munadi.
Pada masa gubernur HM. Ismail dibangun PRPP dan Gedung Olah Raga Jatidiri.
Tahun 1992 Kota Semarang terbagi menjadi 16 Kecamatan, 117 kelurahan.
Di Semarang : 44 perguruan tinggi negeri dan swasta, 41 sentra industri kecil, 54 hotel dari kelas melati sampai bintang 5, 13 pasar tradisional dan 17 mal.

PEMBANGUNAN JALAN TOL SEMARANG SOLO
Pada tahun 2009 Jasa Marga mulai membangun Jalan Tol Semarang-Solo yang menghubungkan kota Semarang, Ungaran, Salatiga, Boyolali dan Surakarta yang direncanakan memiliki panjang 75,7 km. Target selesainya pembangunan jalan tol ini sebenarnya pada tahun 2012 ini, namun yang baru bisa digunakan baru Seksi 1 (Tembalang - Ungaran) sepanjang 16,3 km .
Pembangunan Tol Semarang-Solo membutuhkan biaya investasi sebesar 6,1 triliun rupiah, biaya konstruksi 2,4 triliun rupiah, dan biaya pengadaan tanah 800 miliar rupiah. Konstruksi tol seksi I Semarang (Tembalang-Ungaran) dimulai pada awal tahun 2009. Ditargetkan tol Semarang-Ungaran dapat diselesaikan dalam 13 bulan konstruksi. Tol seksi II Ungaran-Bawen akan mulai dibangun pada November 2009.
Share this article now on :